MAKALAH BAHASA INDONESIA
SEJARAH BAHASA
INDONESIA DALAM POLITIK BAHASA NASIONAL
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
YANG DIAMPU OLEH BAPAK DR. H. SUDIRMAN AM.,M.HUM.
Disusun Oleh :
1. Wahyu Tri
Sutrisno : 15310021
2. Isnaini Hidayanti :
15310026
3. Bekti Rahayu :
15310031
4. Oryza Septiana Putri : 15310015
5. Andreas Budi Hartanto :
15310002
6. Ani Wijayanti :
15310051
7. Selvi Fitriani :
15310060
8. Ahmad Wahyudi : 15310050
9. Made Mega Rahayu : 15310042
10. Ervan Nurdiyansyah : 15310036
11. Reni Agustina : 15310064
12. Isnalia Putri : 15310039
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI DI PENDIDIKAN
MATEMATIKA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah Bahasa
Indonesia dalam Politik Bahasa Nasional”. Penulisan makalah
ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia di Universitas Muhammadiyah Metro.
Dalam Penulisan
makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini,khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas
dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Metro, 08 Oktober 2015
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah........................................................... 2
1.4
Manfaat/Keguaan Penulisan........................................................ 2
1.5 Sistematika
Makalah....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 4
2.1 Lahirnya Bahasa
Indonesia........................................................... 4
2.2Sejarah
Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Prakemerdekaan 7
2.3Sejarah
Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Pascakemerdekaan 9
2.4 Kedudukan dan Fungsi
Bahasa Indonesia............................... 10
2.5 Peristiwa yang
Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Indonesia 11
BAB III PENUTUP............................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 14
3.2 Saran................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahasa
Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh
bangsa Indonesia. Hal ini mengingat bahasa Indonesia merupakan alat
mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa,
dan cipta serta pikir, baik secara etis, estetis, maupun secara logis. Warga
Negara Indonesia yang mahir berbahasa Indonesialah yang akan dapat menjadi
warga negara yang mampu memenuhi kewajibannya di mana pun mereka berada di
wilayah tanah air dan dengan siapa pun mereka bergaul di wilayah NKRI.
Kemahiran
berbahasa Indonesia menjadi bagian dari kepribadian Indonesia. Kemahiran
berbahasa Indonesia bagi mahasiswa Indonesia tercermin dalam tata pikir, tata
ucap, tata tulis, dan tata laku berbahasa Indonesia dalam konteks ilmiah dan
akademis. Oleh karena itu, bahasa Indonesia masuk kedalam kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian mahasiswa, yang kelak sebagai insan terpelajar akan
terjun ke dalam kancah kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai pemimpin dalam
lingkunganya masing-masing. Oleh karena mahasiswa diharapkan kelak dapat
menyebarkan pemikiran dan ilmunya, mereka diberi kesempatan melahirkan karya
tulis ilmiah dalam berbagai bentuk dan menyajikannya dalam forum ilmiah.
Mahasiswa peserta kuliah perlu disadarkan akan kenyataan ini dan ditimbulkan
kebanggaannya terhadap bahasa nasional kita. Kemudian mahasiswa hendaknya juga
ditingkatkan kesadarannya akan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
dan bahasa nasional, dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa lingua franca
yang berpotensi untuk mempersatukan seluruh bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
lahirnya Bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana
sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa prakemerdekaan ?
3. Bagaimana
sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa pascakemerdekaan ?
4. Bagaimana
kedudukan Bahasa Indonesia ?
5. Apa fungsi
Bahasa Indonesia dalam politik Bahasa Nasional ?
6. Apa
peristiwa yang mempengaruhi perkembangan Bahasa Indonesia ?
1.3 Tujuan
Penulisan Makalah
1. Untuk
mendeskripsikan tentang lahirnya Bahasa Indonesia.
2. Untuk
mendeskripsikan tentang perkembangan Bahasa Indonesia pada masa prakemerdekaan.
3. Untuk
mendeskripsikan tentang sejarah Bahasa
Indonesia pada masa pascakemerdekaan.
4. Untuk
mendeskripsikan tentang kedudukan Bahasa Indonesia.
5. Untuk
mendeskripsikan tentang fungsi Bahasa Indonesia dalam politik Bahasa Nasional.
6. Untuk
mendeskripsikan tentang peristiwa yang mempengaruhi perkembangan Bahasa
Indonesia.
1.4 Manfaat/Kegunaan
Penulisan Makalah
1.5 Sistematika
Makalah
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1.4 Manfaat/Keguaan Penulisan
1.5 Sistematika Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Lahirnya Bahasa Indonesia
2.2 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
pada Masa Prakemerdekaan
2.3 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
pada Masa Pascakemerdekaan
2.4 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
2.5 Peristiwa yang Mempengaruhi Perkembangan
Bahasa Indonesia
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lahirnya Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang sekarang ini
berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara mengalami perjalanan
sejarah yang panjang. Perjalanan yang ditempuh oleh bahasa Indonesia tak
terpisahkan dengan perjalanan yang ditempuh oleh bangsa Indonesia untuk
merdeka.
Peristiwa bersejarah yang monumental bagi
bangsa dan bahasa Indonesia adalah diikrarkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober
1928 di Jakarta. Ikrar Sumpah Pemuda itu terdiri atas tiga butir yang berbunyi
sebagai berikut :
Kami poetra dan poeteri Indonesia
mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia
Dengan demikian,
ungkapan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa yang sering diucapkan orang
tidak sesuai dengan aslinya. Memang, kita mengaku satu nusa dan satu bangsa,
tetapi tidak mengaku hanya satu bahasa. Banyak orang salah sangka terhadap
ikrar ketiga Sumpah Pemuda. Bangsa Indonesia tidak berkeinginan hanya memiliki
satu bahasa, dipertegas oleh penjelasan Pasal 36, UUD 1945, yang menyebutkan
bahwa bahasa-bahasa daerah yang dipelihara dengan baik (misalnya bahasa Jawa,
Sunda, Madura, Bugis, Bali dan sebagainya), dihormati dan dipelihara juga oleh
negara.
Muh. Yamin, penyusun
ikrar Sumpah Pemuda, pada Kongres Pemuda Indonesia I tahun 1926, menyatakan
keyakinannya bahwa bahasa Melayu lambat laun akan tertunjuk menjadi bahasa
pergaulan umum ataupun bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia. Kebudayaan
Indonesia di masa yang akan datang akan terjelma dalam bahasa itu. Selanjutnya
dengan tegas dia menyatakan bahwa bahasa yang dahulu dinamakan bahasa Melayu
sekarang sudah dikubur dan hidup menjelma menjadi bahasa Indonesia.
Tiga bulan menjelang
diadakan Sumpah Pemuda, tepatnya pada 15 Agustus 1926, Soekarno dalam pidatonya
menyatakan bahwa perbedaan bahasa di antara suku bangsa Indonesia tidak akan
menghalangi persatuan, tetapi makin luas bahasa Melayu (bahasa Indonesia) itu
tersebar, makin cepat kemerdekaan Indonesia akan terwujud.
Ada pendapat lain,
sesudah diikrarkan Sumpah Pemuda, terutama yang berkaitan dengan ikrar ketiga,
St. Takdir Alisjahbana menjelaskan secara luas apa yang disebut bahasa
Indonesia. Dia menyatakan, “bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan yang
berabad-abad tumbuh perlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan
setelah bangkitnya pergerakan kebangsaan rakyat Indonesia pada permulaan abad
kedua puluh dengan insaf diangkat dan dijunjung sebagai bahasa persatuan”.
Selanjutnya, St. Takdir Alisjahbana menyatakan bahwa bahasa Indonesia itu
terusan, sambungan dari bahasa Melayu, tetapi ada bedanya dengan fase yang
dahulu. Bahasa Indonesia itu dengan insaf diangkat dan dijunjung serta dipakai
sebagai bahasa yang memperhubungkan dan mempersatukan rakyat Indonesia.
Sejalan dengan pendapat
di atas, H.B. Yassin menyatakan bahwa Sumpah Pemuda adalah suatu manifesto
politik yang juga mengenai bahasa. Manifesto Politik atau dikenal juga dengan
istilah Manipol adalah pidato Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1959 yang
berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita. Maksud dari Revolusi berarti
menjebol dan membangun setelah kita merebut kemerdekaan dari kolonialisme
Belanda, dan mengkikis habis sisa-sisa kolonialisme seperti demokrasi liberal
ekonomi kapitalis dan system feodalisme. Selanjutnya kita akan membangun di
segala bidang kehidupan dalam rangka mewujudkan masyarakat adil makmur
(AMPERA). Sedangkan Bung Karno menegaskan kembali pada tahun 1960 bahwa
revolusi Indonesia belum selesai. Penamaan bahasa Melayu dengan bahasa
Indonesia tidak berdasarkan perbedaan dalam struktur dan perbendaharaan bahasa
pada masa itu, tetapi semata-mata dasar politik. Dalam bahasa tidak terjadi
perubahan apa-apa, tetapi hanya berganti nama sebagai pernyataan suatu
cita-cita kenegaraan, yaitu kesatuan, tanah air, bangsa dan bahasa.
Perlu Anda ketahui
bahwa pada zaman penjajahan Belanda ketika Dewan Rakyat dibentuk, yakni pada 18
Mei 1918 bahasa Melayu memperoleh pengakuan sebagai bahasa resmi kedua, di
samping bahasa Belanda yang berkedudukan sebagai bahasa resmi pertama di dalam
sidang Dewan Rakyat. Sayangnya, anggota bumiputra tidak banyak yang
memanfaatkannya.
Masalah bahasa resmi
muncul lagi dalam Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Solo pada tahun
1938. Pada kongres itu ada dua hasil keputusan yang penting, yaitu bahasa
Indonesia diusulkan menjadi :
1. Bahasa resmi.
2. Bahasa pengantar dalam badan-badan perwakilan
dan perundang-undangan.
Demikianlah lahirnya bahasa Indonesia bukan
sebagai sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari langit, tetapi melalui perjuangan
panjang disertai keinsyafan, kebulatan tekad, dan semangat untuk bersatu. Api
perjuangan itu berkobar terus untuk mencapai Indonesia merdeka, yang sebelum
itu harus berjuang melawan penjajah Jepang.
Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia.
Dalam keadaan tiba-tiba, Jepang tidak dapat memakai bahasa lain, selain bahasa
Indonesia untuk berhubungan dengan rakyat Indonesia. Bahasa Belanda jatuh dari
kedudukannya sebagai bahasa resmi. Bahkan, dilarang digunakan. Sebenarnya
Jepang mengajarkan bahasa Jepang kepada orang Indonesia dan bermaksud membuat
bahasa Jepang menjadi bahasa resmi di Indonesia sebagai pengganti bahasa
Belanda. Akan tetapi, usaha itu tidak dapat dilakukan secara cepat seperti
waktu dia menduduki Indonesia. Karena itu, untuk sementara Jepang memilih jalan
yang praktis, yaitu memakai bahasa Indonesia yang sudah tersebar di seluruh
kepulauan Indonesia. Perlu Anda catat bahwa selama zaman pendudukan Jepang 1942-1945
bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di semua tingkat pendidikan.
Demikianlah, Jepang terpaksa harus
menumbuhkan dan mengembangkan bahasa Indonesia secepat-cepatnya agar
pemerintahannya dapat berjalan dengan lancar. Bagi orang Indonesia hal itu
merupakan keuntungan besar terutama bagi para pemimpin pergerakan kemerdekaan.
Dalam waktu yang pendek dan mendesak mereka harus beralih dari berorientasi
terhadap bahasa Belanda ke bahasa Indonesia. Selain itu, semua pegawai negeri
dan masyarakat luas yang belum paham akan bahasa Indonesia, secara cepat dapat
memakai bahasa Indonesia.
Waktu Jepang menyerah, tampak bahwa bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan, makin kuat kedudukannya. Berkaitan dengan
hal di atas, semua peristiwa tersebut menyadarkan kita tentang arti bahasa
nasional. Bahasa nasional identik dengan bahasa persatuan yang didasari oleh
nasionalisme, tekad, dan semangat kebangsaan. Bahasa nasional dapat terjadi
meskipun eksistensi negara secara formal belum terwujud. Sejarah bahasa
Indonesia berjalan terus seiring dengan sejarah bangsa pemiliknya.
2.2 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada
Masa Prakemerdekaan
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa
penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam
perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu
tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:
·
Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380.
·
Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
·
Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
·
Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
·
Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah
berfungsi sebagai :
1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku
yang berisia aturan-aturan hidup dan sastra.
2. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar
suku di indonesia
3. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada
di Indonesia maupun pedagang yang berasal dari luar indonesia.
4. Bahasa resmi kerajaan.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara
bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin
berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di
terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar
suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa
Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa
persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda
indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat
bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh
bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa
Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :
1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca
di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah
dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa
kasar dan bahasa halus).
3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang
lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional.
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk
dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
Pada abad ke-15
berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena
dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu
Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar
Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.
Pada akhir abad ke-19
pemerintah kolonial Hindia-Belanda melihat bahwa bahasa Melayu (Tinggi) dapat
dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi. Pada periode
ini mulai terbentuklah “bahasa Indonesia” yang secara perlahan terpisah dari
bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor. Bahasa Melayu di Indonesia kemudian
digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum
banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Bahasa ibu masih menggunakan
bahasa daerah yang jumlahnya mencapai 360 bahasa.
Pada pertengahan
1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan di bukunya Malay Archipelago bahwa “penghuni
Malaka telah memiliki suatu bahasa tersendiri yang bersumber dari cara
berbicara yang paling elegan dari negara-negara lain, sehingga bahasa orang
Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan dipuji di seluruh dunia Timur.
Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda.”
Pada awal abad ke-20,
bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901, Indonesia di bawah Belanda
mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan pada tahun 1904 Malaysia di bawah
Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.
2.3 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada
Masa Pascakemerdekaan
Tersebarnya Bahasa
Melayu ke pelosok nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama islam di wilayah
nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya, karena
bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa
perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar
kerajaan.
Perkembangan bahasa
Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa
persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia oleh karena itu para pemuda
Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan untuk
seluruh bangsa Indonesia.
Pada tahun 1928 bahasa
Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di
nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945,
karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa
Negara Adalah Bahasa Indonesia,(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi
bahasa indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa
indonesia di pakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia
2.4 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Yang dimaksud dengan kedudukan adalah
status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya, yang dirumuskan atas
dasar nilai sosial bahasa yang bersangkutan. Sedangkan fungsi adalah nilai
pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa itu dalam
kedudukan yang diberikan kepadanya.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dimiliki sejak diikrarkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928,
sedangkan kedudukan sebagai bahasa negara dimiliki sejak diresmikan
Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945). Dalam UUD 1945, Bab XV, Pasal 36 tercantum
“Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Lambang kebangsaan nasional.
2. Lambang identitas nasional.
3. Alat pemersatu berbagai suku bangsa yang
latar belakang sosial budaya dan
bahasanya berbeda.
4. Alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya.
Sebagai lambang kebangsaan nasional, bahasa
Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan
kita. Atas dasar kebangsaan itu, bahasa Indonesia selalu kita pelihara dan kita
kembangkan. Begitu pula rasa bangga memakai bahasa Indonesia wajib kita bina
terus.
Penting tidaknya suatu bahasa dapat didasari oleh tiga patokan,yaitu :
1. Jumlah penuturnya.
2. Luas penyebarannya.
3. Peranannya sebagai sarana ilmu, susastra,
dan ungkapan budaya lain yang bernilai tinggi.
2.5 Peristiwa-Peristiwa yang Mempengaruhi
Perkembangan Bahasa Indonesia
1. Budi Otomo.
Pelopor pergerakan Kebangsaan Indonesia
dan pendiri Budi Utomo adalah Dr. Wahidin Sudirihusodo. Lahir di Melati, Yogyakarta,
7 Januari 1857 dan meninggal di Jakarta 26 Mei 1917.
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan
organisasi yang bersifat kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat
terhidupnya kaum terpelajar bangsa Indonesia, dengan sadar menuntut agar
syarat-syarat untuk masuk ke sekolah Belanda diringankan. Pada kesempatan
permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia asyik dimabuk tuntutan dan keinginan
akan penguasaan bahasa Belanda sebab bahasa Belanda merupakan syarat utam untuk
melanjutkan pelajaran menambang ilmu pengetahuan barat.
2. Sarikat Islam.
Sarekat islam berdiri pada tahun 1912.
mula-mula partai ini hanya bergerak dibidang perdagangan, namun bergerak
dibidang sosial dan politik jga. Sejak berdirinya, sarekat islam yang bersifat
non kooperatif dengan pemerintah Belanda dibidang politik tidak perna
mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan ialah bahasa
Indonesia.
3. Balai Pustaka
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu
1908 balai pustaku ini didirikan. Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De
Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain
menerbitkan buku-buku, balai pustaka juga menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya
balai pustaka terhadap perkembangan bahasa melau menjadi bahasa Indonesia dapat
disebutkan sebagai berikut :
a. Meberikan kesempatan kepada
pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk menulis cerita ciptanya dalam bahasa
melayu.
b. Memberikan kesempatan kepada rakyat
Indonesia untuk membaca hasil ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
c. Menciptakan hubungan antara sastrawan
dengan masyarakat sebab melalui karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang
dialami oleh bangsanya dan hal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
d. Balai pustaka juga memperkaya dan
memperbaiki bahasa melayu sebab diantara syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
karangan yang akan diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa
melayu yang bersusun baik dan terpelihara.
4. Sumpah Pemuda
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah
kongres pemuda yang diselenggarakan pada tahun 1928 di Jakarta. Pada hal
sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula diadakan kongres p[emuda yang tepat
penyelenggaraannya juga di Jakarta. Berlangsung kongres ini tidak semata-mata
bermakna bagi perkembangan politik, melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan
sastra Indonesia.
Dari segi politik, kongres pemuda yang
pertama (1926) tidak akan bisa dipisahkan dari perkembangan cita-cita atau
benih-benih kebangkitan nasional yang dimulai oleh berdirinya Budi Utomo,
sarekat islam, dan Jon Sumatrenan Bond. Tujuan utama diselenggarakannya kongres
itu adalah untuk mempersatukan berbagai organisasi kepemudaan pada waktu itu.
Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda
memutuskan bergabung dalam wadah yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal
28 Oktober 1928 organisasi pemuda itu mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang
menghasilkan sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai
sumpah pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas tiga hal,
Negara, bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar sumpah pemuda. Peristiwa ini
dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya, bahasa
Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada waktu itu
memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa
dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia tidak
hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi bahasa sastra
indonesia baru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa
Indonesia yang sekarang ini berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara mengalami perjalanan sejarah yang panjang. Perjalanan yang ditempuh oleh
bahasa Indonesia tak terpisahkan dengan perjalanan yang ditempuh oleh bangsa
Indonesia untuk merdeka.
Peristiwa
bersejarah yang monumental bagi bangsa dan bahasa Indonesia adalah
diikrarkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 di Jakarta.
Pada
dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya,
bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan
sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam
Nusantara dan dari luar Nusantara.
Tersebarnya
Bahasa Melayu ke pelosok nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama islam di
wilayah nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya,
karena bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa
perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar
kerajaan.
Dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Lambang
kebangsaan nasional.
2. Lambang
identitas nasional.
3. Alat
pemersatu berbagai suku bangsa yang latar belakang sosial budaya dan bahasanya berbeda.
4. Alat
perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
Peristiwa-Peristiwa yang Mempengaruhi Perkembangan
Bahasa Indonesia, yaitu :
1. Budi Otomo.
2. Sarikat
Islam.
3. Balai
Pustaka.
4. Sumpah
Pemuda.
3.2 Saran
Bahasa
Indonesia yang kita ketahui sebagaimana dari penjelasan terdahulu memiliki
banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa pemersatu, bahsa
nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus mampu untuk
membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan
dan dipergunakan dengan baik oleh pihak luar.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/shallyrah/makalahsejarah-kedudukan-dan-fungsi-bahasa-indonesia
http://matarixa.blogspot.co.id/p/lahirnya-bahasa-indonesia.html
http://kartikaade.wordpress.com/2009/10/17/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia/
http://azenismail.wordpress.com/2011/09/29/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia/
Comments
Post a Comment